
Guru yang pintar dipastikan mampu meningkatkan potensi dan kemampuan murid menjadi lebih baik. Karenanya, peningkatan kualitas guru menjadi fokus Kemendikbud. PENINGKATAN kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu kunci penting bagi sebuah negara, untuk bisa naik kelas menjadi negara dengan tingkat penghasilan tinggi. Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam sesi diskusi Human Capital Early Adopters Ministerial Workshop di Nusa Dua, Bali, belum lama ini. “Human capital ialah landasan untuk kesejahteraan dan kunci penggerak high-income growth,” katanya. Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia telah memahami pentingnya pembangunan sumber daya manusia sehingga terus mendorong perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan kesetaraan gender. Untuk itu, Indonesia telah menyiapkan 20% anggaran dalam APBN untuk sektor pendidikan. “Edukasi akan membuat mereka dapat meningkatkan potensi pendapatan dan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan kalangan menengah,” kata mantan dosen Universitas Indonesia itu. Dalam menghadapi isu pembangunan digital, sambungnya, Indonesia juga memperkenalkan kebijakan strategis untuk meningkatkan kompetensi pekerja melalui pelatihan vokasi serta penerbitan sertifikasi profesi. Perbaikan kualitas pendidikan menjadi aspek penting yang menyasar tidak hanya murid, tapi juga guru. Salah satu yang digarisbawahi oleh Menkeu ialah kualitas guru di kota yang tidak setara dengan di desa.
Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengiakan, peningkatan kualitas guru telah menjadi fokus Kemendikbud saat ini. Ia meyakini, guru yang pintar mampu meningkatkan potensi dan kemampuan murid menjadi lebih baik. “Guru tugasnya ialah memintarkan murid-muridnya. Jadi, fokus kami meningkatkan proses pembelajarnya agar guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik jadi lebih baik,” kata Mendikbud. Salah satu cara yang dilakukan ialah dengan mengubah pola pelatihan guru sehingga makin berdaya. Posisi guru juga akan diperkuat sebagai tenaga profesional. Muhadjir menyebutkan, setidaknya terdapat tiga hal yang menjadikan guru sebagai profesi yang terpandang, yakni kompetensi inti (keahlian) yang mencakup kecakapan pedagogis dan kepribadian (karakter) pendidik. Selain itu, kesadaran dan tanggung jawab sosial, serta semangat kesejawatan dan kebanggaan terhadap korpsnya.
Dalam praktiknya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Supriano menjelaskan, pemerintah akan mendorong pelatihan guru profesional oleh musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan kelompok kerja guru (KKG), lewat pendekatan sistem zonasi. “Yang menyiapkan guru inti dan instruktur kabupaten/kota itu Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah). Kami di Ditjen GTK yang menyiapkan model pembelajarannya, kemudian unit-unit pembelajaran, bukan modul. Guru inti menjadi fasilitator bersama guru-guru di zona itu,” bebernya. Dengan begitu, guru diharapkan dapat menghadirkan pembelajaran yang mendorong aktivitas siswa. Selain itu, pengembangan kompetensi guru akan merujuk pada potret mutu yang sudah cukup spesifik, seperti analisis hasil ujian nasional.
Dia mencontohkan, jika nilai matematika pada ujian nasional di suatu zona masih rendah, para guru di dalam zona tersebut akan berdiskusi tentang strategi peningkatan mutu mata pelajaran matematika di zona tersebut. Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung, Muhammad Husen, mengatakan penyelenggaraan pendidikan berkualitas berkorelasi erat dengan tingkat kesejahteraan guru, utamanya guru berstatus PNS. “Bila kesejahteraan itu terpenuhi, guru harus menghasilkan pendidikan berkualitas,” kata Muhammad Husen. Menurutnya, pemerintah saat ini sudah sangat memperhatikan kesejahteraan guru agar pendidikan di Tanah Air lebih berkualitas untuk mencetak anak-anak bangsa yang pandai, terampil, dan berkarakter. Pendapatan kepala sekolah dan guru SMA/SMK di Banten saat ini bisa di atas Rp10 juta per bulan karena mereka menerima penghasilan tunjangan daerah, tunjangan jabatan, juga dana sertifikasi. “Kami minta guru lebih terfokus bidang kependidikan sehingga menjadi guru profesional karena kesejahteraanya sudah terpenuhi,” katanya
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/191874/guru-pintar-murid-pun-cerdas
Bagikan Ke: